Di zaman serba modern ini segalanya bisa diteliti, sampai-sampai apapun ibadah bisa dipelajari apa rahasia dan manfaat dibalik pensyariatannya.

Akhirnya orang jadi tahu apa khasiat rukuk dan sujud bagi kesehatan. Begitu juga dengan puasa, dan ibadah lainnya. Bahkan apa manfaat membaca al Qur'an untuk kesehatan.

Orang juga tahu apa hikmah pengharaman babi, memakai sutra dan emas bagi laki-laki, sampai kenapa minum dan buang air kecil dilarang Rasulullah sambil berdiri. Dan banyak sekali hal lainnya.

Sebagai penambah motivasi untuk melakukannya barangkali suatu yang bagus. Namun sayangnya pada sebagian orang motivasi duniawi yang langsung kongkrit pengaruhnya itu yang dijadikan tujuan utama.

Rajin rukuk dan sujud serta puasa demi memperoleh kesehatan. Suka bersedekah karena bisa mendatangkan kekayaan. Akhirnya apapun anjuran Allah dan Rasul dihubungkan dengan manfaat duniawi. Tidak ada lagi medan iman dan motivasi akhirat yang tersisa.

Sementara salafunassaleh mengajarkan kepada kita untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya semata-mata karena perintah Allah dan Rasul, tanpa terlalu mempedulikan hikmah atau rahasia penganjurannya.

Saya shalat dan puasa karena perintah Allah, bukan karena shalat dan puasa bisa menyehatkan badan. Saya tidak makan babi karena diharamkan Allah, bukan karena babi binatang yang jorok dan mengandung cacing pita. Saya tidak memakai emas bukan karena takut terkena penyakit alzheimer.

Dikhawatirkan amal seperti itu hanya untuk dunia saja, tanpa mendapatkan bagian pahala di akhirat kelak.

Rasul bersabda: "Amalan itu hanya sesuai dengan niat".

Allah berfirman:
"Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat". (Asy Syura: 20)

Ya Allah, jangan jadikan dunia sebagai opsesi terbesar kami.