Lingkaran Survey Indonesia atau lebih dikenal dengan singkatan LSI menilai bahwa Bapak Presiden Joko Widodo mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi Presiden TERLEMAH dalam sejarah politik di tanah air kita tercinta. Meski kita sadari bersama bahwa bapak Jokowi terpilih melalui metode pemilihan secara langsung oleh rakyat.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby berpapar bahwa " ini adalah suatu perihal yang sangat memprihatinkan. bapak Jokowi dipilih lagsung, namun dia jadi yang terlemah".

Menurut Adjie, setidaknya ada tiga alasan mengapa Jokowi menjadi Presiden terlemah. Pertama adalah kekuatan parlemen yang dikuasai oleh kekuatan oposisi yaitu Koalisi Merah Putih.

Total kursi Koalisi Merah Putih (KMP) 353 kursi, ataupun 63 persen. Sementara tersebut, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) cuma 207, ataupun 37 persen.

Alasan ke-2, menurut Adjie, tidak ada satu pun partai politik yang dikontrol langsung oleh Bapak Jokowi. Padahal, sebelumnya tiap Presiden Indonesia memiliki kekuatan mengendalikan partai politik di DPR.

Adjie meneruskan, posisi Bapak Jokowi hingga kali ini cuma selaku petugas partai yang mencalonkannya. Sedangkan, komando mengontrol koalisi tidak dia miliki. “Megawati mesti legowo dgn memberikan komando koalisi, Bapak Jokowi selaku Presiden, ” katanya.

Sementara tersebut, faktor terakhir ialah fakta bahwa, memang kemenangan Bapak Jokowi dalam Pilpres 2014 tidak mutlak. Selisih dgn kompetitornya yaitu Prabowo Subianto tipis yaitu 53, 15 persen berbanding 46, 85 persen.