www.google.co.id

Majalah satir asal Prancis Charlie Hebdo mempunyai catatan jejak yang sangat buruk dengan umat Isam. Walaupun mereka mengklaim tidak hanya menyerang umat Islam lewat kartun-kartunnya, namun kentara sekali bahwa majalah yang baru saja mendapatkan serangan Rabu (/11/2015) dan menewaskan sejumlah kru redaksi-nya ini konstan melanggar nilai-nilai yang agung untuk umat Islam. Misalnya saja deskripsi visual dari Nabi Muhammad SAW.

Charlie Hebdo diluncurkan oleh sekelompok “non-kompromis” Prancis. Charlie Hebdo awalnya menampilkan kartun, laporan, polemik dan lelucon. Jauh sebelum munculnya kebenaran politik, Hebdo juga memiliki kecenderungan mesum: majalah ini sangat suka menampilkan wanita telanjang dan lelucon seksis.

Charlie Hebdo tidak asing dengan kontroversi atas penanganan isu-isu yang berkaitan dengan Islam. Berikut isyu sensitif yang diusung oleh Charlie Hebdo terkait umat Islam.

Charlie Hebdo pernah menerbitkan sebuah edisi “Guest Edit” oleh Nabi Muhammad yang disebut Syariah Hebdo. Kantor majalah yang berlokasi di Paris ini kemudian dibom sebagai reaksi dari ulah tersebut.

Perdana Menteri Prancis, Jean-Marc Ayrault langsung mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan “ketidaksetujuannya terhadap semua ekses itu.”

Majalah ini  membantah disebut melakukan provokasi. Mereka mengaku hanya melakukan tugas jurnalistik untuk mengomentari soal politik dan cara dipilih melalui media kartun dan gambar.

Charlie Hebdo juga kaget saat dituding melecehkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka bahkan tidak mengerti jika dua tokoh dalam sampul majalahnya diyakini Rasulullah. Mereka berkeyakinan, itu cara gambar a la satir.

“Jika kami dituduh menggambar Nabi umat Islam, itu manipulasi pikiran kalian,” kata Biard.

Dalam karikatur yang diterbitkan pada 1 Oktober 2014, digambarkan salah seorang anggota ISIS sedang bersiap untuk memenggal kepala Rasul.

Karikatur itu diberi judul “Jika Muhammad Kembali”. Rasul, demikian digambarkan oleh Charlie Hebdo, yang kepalanya sedang dipegang dengan secara tidak hormat, dan lehernya akan digorok, berkata, “Aku ini Nabi, idiot!”.

Sang anggota ISIS digambarkan balas menghardik, “Tutup mulutmu, kafir!”

Karikatur ini mendapat kecaman dari banyak pihak. Salah satunya dari para jurnalis Mesir.

2 Januari 2013, harian Le Monde melaporkan bahwa Charlie Hebdo akan menerbitkan edisi “Halal yang Sempurna.”

Serial komil yang berjudul “Kehidupan Muhammad,” didasarkan pada teks-teks komentator Muslim dan dilaporkan tidak menjadi sebuah karikatur sarkas atau sindiran.

“Ini adalah sebuah biografi islami karena sedang ditulis oleh komentator Muslim. Satu-satunya hal yang kita lakukan adalah mentransfer teks ke gambar,” kata penerbit mingguan tersebut, yang dikenal hanya sebagai Charb, sembari menambahkan bahwa ia tidak percaya umat Islam kebanyakan berpikir akan memiliki masalah dengan konten komik yang ia buat.

Charb juga menolak klaim bahwa Islam melarang representasi visual dari Nabi. “Itu hanyalah sebuah tradisi, dan bukan benar-benar bagian dari Al-Quran. Jika tujuannya bukan untuk mengejek Muhammad, kita tidak melihat mengapa kita tidak bisa membaca buku ini sebagaimana kita membaca kisah-kisah agama dari kehidupan Yesus.”

Pada bulan November 2011 lalu setelah menerbitkan edisi khusus yang berjudul “Sharia Hebdo” yang mengandung karikatur yang dianggap nabi Muhammad,  massa menyerang markas mingguan tersebut. Pengunjuk rasa meretas situs majalah, sementara demonstran lainnya mengirimkan ancaman kematian untuk Charb. [sa/Islampos]

*Apa yang terjadi di Prancis, mengingatkan kita semua -- bahwa kebebasan itu tetap harus berbatas. Kita mengutuk pembunuhannya, tetapi sepantasnya juga menyesalkan media yang terus menerus melakukan provokasi dan berlindung atas jargon "kebebasan berekspresi". (Sumantri Suwarno)